Glosarium Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketentuan Tunjangan Karyawan
Emergency leave, often referred to as compassionate leave or crisis leave, is a type of authorized absence from work granted to employees to address urgent and unforeseen situations that require immediate attention. These situations may include personal illness or injury, the illness or death of a family member, natural disasters, or other unexpected emergencies.
Emergency leave refers to time off from work granted to employees in response to unforeseen circumstances or urgent situations that require their immediate attention or intervention. These situations may include personal emergencies, family crises, medical emergencies, or unexpected events that make it impossible for an employee to fulfill their work obligations.
Cuti darurat keluarga, juga dikenal sebagai cuti darurat keluarga atau cuti kasih sayang, adalah jenis cuti yang diberikan kepada karyawan untuk mengurus hal-hal mendesak terkait anggota keluarga dekat mereka. Hal ini dapat mencakup situasi seperti anggota keluarga yang sakit parah, cedera, atau meninggal dunia, yang membutuhkan kehadiran atau dukungan karyawan.
Ya, banyak perusahaan memiliki kebijakan yang mengizinkan karyawan mengambil cuti untuk keadaan darurat keluarga. Namun, penting untuk memeriksa kebijakan dan prosedur khusus perusahaan Anda mengenai cuti darurat untuk memastikan kepatuhan.
Apakah cuti darurat dibayar atau tidak dibayar biasanya tergantung pada kebijakan pemberi kerja Anda, kontrak kerja, dan hukum yang berlaku. Beberapa perusahaan menawarkan cuti darurat berbayar sebagai bagian dari paket tunjangan mereka, sementara yang lain mungkin mengharuskan karyawan untuk menggunakan cuti berbayar yang masih harus dibayar atau menawarkan cuti tidak berbayar untuk keadaan darurat.
Cuti darurat dapat dianggap sebagai bagian dari hak cuti reguler karyawan, tergantung pada kebijakan perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin menetapkan kategori cuti khusus untuk keadaan darurat, sementara perusahaan lain mungkin mengharuskan karyawan untuk menggunakan jatah cuti liburan atau cuti sakit yang masih harus diambil untuk keadaan darurat.
Kebijakan dan prosedur seputar cuti darurat adalah sebagai berikut:
Praktik terbaik untuk cuti darurat adalah sebagai berikut:
Dalam banyak kasus, cuti darurat tidak akan berdampak negatif pada karyawan, terutama jika hal itu sesuai dengan kebijakan perusahaan dan jika prosedur pengajuan cuti yang tepat diikuti. Namun demikian, ketidakhadiran yang berulang atau diperpanjang, bahkan untuk keadaan darurat yang sah, dapat dikenakan tindakan disipliner atau mempengaruhi evaluasi kinerja.
Ini adalah survei singkat yang dapat sering dikirim untuk memeriksa pendapat karyawan Anda tentang suatu masalah dengan cepat. Survei ini terdiri dari lebih sedikit pertanyaan (tidak lebih dari 10) untuk mendapatkan informasi dengan cepat. Ini dapat diberikan secara berkala (bulanan / mingguan / triwulanan).
Mengadakan rapat berkala selama satu jam untuk obrolan informal dengan setiap anggota tim adalah cara terbaik untuk mendapatkan gambaran sebenarnya tentang apa yang terjadi dengan mereka. Karena ini adalah percakapan yang aman dan pribadi, ini membantu Anda mendapatkan detail yang lebih baik tentang suatu masalah.
eNPS (employee Net Promoter score) adalah salah satu cara paling sederhana namun efektif untuk menilai pendapat karyawan Anda tentang perusahaan Anda. Ini termasuk satu pertanyaan menarik yang mengukur loyalitas. Contoh pertanyaan eNPS meliputi: Seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan perusahaan kami kepada orang lain? Karyawan menanggapi survei eNPS pada skala 1-10, di mana 10 menunjukkan bahwa mereka 'sangat mungkin' untuk merekomendasikan perusahaan dan 1 menandakan bahwa mereka 'sangat tidak mungkin' untuk merekomendasikannya.
Contoh alasan cuti darurat termasuk penyakit atau cedera mendadak yang membutuhkan perhatian medis segera, kematian anggota keluarga, bencana alam atau krisis lain yang memengaruhi rumah atau keluarga karyawan, atau keadaan tak terduga seperti kecelakaan mobil atau keadaan darurat di rumah.
Untuk mengajukan cuti darurat, karyawan biasanya harus mengikuti prosedur yang ditetapkan perusahaan untuk meminta cuti. Hal ini sering kali melibatkan pemberitahuan kepada supervisor atau departemen SDM sesegera mungkin, memberikan rincian yang relevan tentang situasi darurat, dan melengkapi dokumentasi yang diperlukan. Beberapa perusahaan mungkin juga meminta surat keterangan dokter atau bukti lain dari keadaan darurat tersebut. Sangatlah penting untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan atasan Anda tentang keadaan yang mengharuskan Anda mengambil cuti.